Bab 4
Menghadirkan Malaikat dalam Kehidupanku
Ada dua Pencatat
amalan bahu kita
Yang manakah yang
paling sibuk membuat catatan ?
Sumber: https://www.google.com
Hidup terarah
dengan senantiasa menghadirkan malaikat dalam kehidupan kita
|
Kalau
kita berhitung secara jujur, manakah diantara dua malaikat itu (Rakib dan Atid)
yang paling sering menuangkan catatannya untuk kita. Tampaknya dengan sepenuh
kejujuran, telunjuk ini akan mengarah kepada Malaikat Atid. Kalau
dihitung-hitung pula, maka secara logika Malaikat Atid akan jauh lebih aktif
membuat catatan dibanding Malaikat Raqib yang mungkin hanya tersenyum dan
geleng-geleng karena tak terlalu banyak amal yang bisa dimasukkan dalam “Buku
Induk”. Kalau tidak karena Allah Maha Kuasa menjadikan Malaikat Atid memiliki
daya juang yang luar biasa, boleh jadi beliau akan merasa bosan dan protes
kepada anak Adam karena seringnya beliau menuangkan catatannya. Tapi, begitulah
tugas mulia kedua malaikat Al-Muqorrobin ini. Mereka tidak pernah protes,
apalagi menyatakan keberatannya sebagaimana pernah dilakukan Iblis.
Memang, kadar
keimanan manusia kadang naik dan kadang pula turun, hal ini tidak lepas dari
peran makluk Allah SWT lainnya, yaitu Syaitan yang selalu
menggoda manusia agar terjerumus melakukan perbuatan dosa. Tetapi keputusan akhir ada
di tangan kita sebagai manusia yang dianugerahi Allah berupa akal untuk bisa
membedakan mana yang baik dan buruk. Kadar
keimanan seseorang bisa tergambar dari sejauh mana orang tersebut menaati
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Tahukah Anda apa salah satu cara agar hidup
kita menjadi lebih bermakna dan bahagia? Jawabannya adalah dengan senantiasa
menghadirkan malaikat dalam kehidupan kita. Setiap manusia diantara
kita memiliki dua malaikat yang bertanggung jawab atas kita. Malaikat di sisi kanan mencatat amal-amal baik dan satu malaikat di sisi
kiri mencatat amal-amal buruk.
Apabila kedua malaikat ini senantiasa kita hadirkan dalam kehidupan kita, percayalah!
anda tidak akan mungkin nyontek, bolos sekolah, malas, dan berperilaku negatif
lainnya, sehingga malaikat Atid-lah yang
akan tersenyum dan geleng-geleng karena tidak terlalu banyak membuat catatan
pada buku induknya.
Amatilah gambar berikut, lalu tulislah pesan-pesan moral atau komentar kritis
yang mengarah kepada “Menghadirkan Malaikat dalam kehidupanku” !
Para karyawati bekerja dengan giat dan tekun
|
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
Para siswa sedang melaksanakan ujian
|
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
A. Siapakah
Malaikat itu?
Dalam QS. Al-Baqarah (2) :285 dan QS. An-Nisa’ (4) :136 Allah
menyebutkan tentang malaikat sebagaimana berikut :
Artinya : “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang
diturunkan kepadanya (Al-Quran) dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang
beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari
rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah
kami ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. Al-Baqarah
(2):285)
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Quran) yang diturunkan
kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh” (QS. 3:136)
Merujuk kepada pendapat M. Quraish Shihab, dalam bahasa
Arab kata malā’ikah (مَلَئِكَةُ) adalah bentuk jamak dari kata malak ( مَلَكَ ). Ada yang berpendapat
bahwa kata malak, terambil dari kata alaka ( أَلَكَ ) atau ma’lakah ( مَلَكَةُ ) berarti yang “mengutus” atau “perutusan/risalah”. Malaikat
adalah “utusan-utusan Tuhan untuk berbagai tugas”. Ada juga yang berpendapat
bahwa kata malak terambil dari kata la’aka ( لَأَكَ ) yang berarti “menyampaikan sesuatu”. Sehingga
malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari Allah SWT.
Dalam
surah Al-Fathir {35}:1 disebutkan bahwa malak atau malaikat
mempunyai sayap.
Artinya : “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan
bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai
macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan
empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh,
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. 35:1)
Dalam
ayat di atas, kata ajnihah adalah bentuk jamak dari janah yakni
sayap. Misalnya burung, sayap bagi burung memiliki fungsi bagaikan tangan bagi
menusia. Kata ini dapat dipahami dalam arti hakikat, yaitu memang makhluk yang
memiliki sayap, walau bentuknya tidak tahu seperti apa. Bisa juga ia dipahami
sebagai suatu potensi yang menjadikan ia mampu berpindah dengan sangat mudah
dari satu tempat ke tempat lainnya. Ulama Thabhathaba’i menegaskan bahwa inilah
yang dimaksud dengan kata “sayap” oleh ayat diatas.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah
dari cahaya yang senantiasa taat mematuhi perintah Allah dan sedikitpun tidak
pernah membangkang. Informasi tentang asal kejadian malaikat
ditemukan dalam hadist Nabi antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad,
At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah melalui isteri Nabi Aisyah r.a. yang menyatakan
bahwa Rasul SAW bersabda:
Artinya : “Dari
Aisyah berkata :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Malaikat diciptakan
dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan
dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian." (HR.
Muslim)
Para malaikat memiliki tugas. Masing-masing
dari mereka memiliki sebuah tugas yang dipercayakan kepadanya, dan dia tidak
menunda dalam mengerjakannya. Bahkan dia melaksanakan tugasnya sesuai dengan
perintah Allah dan dia tidak durhaka kepada Allah:
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS At-Tahrim {66}: 6)
Diantara
tugas-tugas malaikat itu antara lain:
1.
Beribadah kepada Allah dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam
tanpa rasa bosan atau terpaksa. (QS. 7:206, QS. 21:19-20, QS. 39:75)
2.
Membawa wahyu kepada para Nabi dan para Rasul. (QS. 2:97, QS.
26:192-195, QS. 53:3-10)
3.
Memohon ampunan bagi orang-orang beriman. (QS. 40:7-9)
4.
Meniup sangkakala. (QS. 39: 68-70)
5.
Mencatat amal perbuatan. (QS. 43:70-80, QS. 50:16-18, QS. 82:10-12)
6.
Mencabut nyawa. (QS. 6:61, QS. 16:32, QS. 32:11)
7.
Memberi salam kepada ahli surga. (QS. 13:23-24, QS. 39:73)
8.
Menyiksa ahli neraka. (QS. 40:49-50, QS. 66:6, QS. 73:30-31)
9.
Memikul ‘arsy. (QS. 40:7, QS. 69:17)
10. Memberi
kabar gembira dan memperkokoh kedudukan kaum mukminin (QS. 8:12, QS. 41:30-32)
11. Mengerjakan
pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas. (QS. 37:1-3, QS. 51:1-4, QS.
77:1-6)
Jumlah
keseluruhan malaikat Allah sangat banyak, tidak
terhitung jumlahnya, kecuali oleh Allah sendiri. Anda boleh membayangkan betapa
banyaknya jumlah mereka setelah membaca hadits-hadits di bawah ini.
Artinya : “Dari Abdullah berkata: Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Salam bersabda: "Pada hari itu neraka jahannam didatangkan, ia
mempunyai tujuh puluh ribu tali kekang, setiap tali kekang terdapat tujuh puluh
ribu malaikat yang akan menyeretnya." (HR. Muslim)
Artinya : Dari Ali ia berkata, "Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengunjungi
saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga
hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika
mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat
kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka
tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga pagi hari.”. (HR. Ibnu Majah)
Hanya sepuluh malaikat yang wajib kita ketahui nama-nama
dan tugas-tugasnya sebagaimana
berikut:
1.
Malaikat Jibril
Jibril
adalah malaikat yang muncul dalam ajaran agama samawi. Dalam ajaran agama
samawi, Jibril dianggap sebagai Pemimpin Malaikat dan bertugas menyampaikan
wahyu dan mengajarkannya kepada para Nabi dan Rasul. Malaikat
Jibril adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam Al-Qur’an.
Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam Al-Qur’an yaitu pada QS.
Baqarah:97-98 dan At-Tahrim:4. Di dalam Al-Qur’an, Jibril memiliki beberapa
julukan, seperti Ruh Al-Amin dan Ruh Al-Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh
Al-Amin, dan lainnya.
Malaikat
Jibril adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa kepada
ibunya Maryam dan juga malaikat yang menyampaikan Al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad SAW. Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos
perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi
Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT; beliau berkata :
“Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus
terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus
juga ke atas, aku pasti hancur luluh”. Maha Suci Allah, ternyata Malaikat Mulia
Jibril AS pun tidak sampai kepada Allah SWT.
2.
Malaikat Mikail
Malaikat
Mikail as adalah termasuk salah satu diantara 4 Malaikat yang menjadi pembesar
seluruh Malaikat. Mikail adalah malaikat yang mengatur air, menurunkan
hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan
dan lain-lain di muka bumi ini.
Disamping
bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering mendampingi
Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas-tugasnya. Diantara tugas yang pernah
dilakukan bersama Malaikat Jibril adalah :
·
Ketika Malaikat
jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi muhammad SAW. Untuk dicuci hatinya
karena akan diisi dengan iman, islam, yakin dan sifat hilim.
Ketika itu peran Malaikat Mikail tidak kalah penting. Beliaulah yang mengambil
air Al-Kautsar (air zam-zam) untuk dijadikan sebagai pencuci hati Nabi Muhammad
SAW.
·
Saat Nabi
Muhammad SAW mendapat kepercayaan untuk melakukan Isra’ dan Mi’raj, Malaikat
Mikail besama Jibril ikut mendampingi beliau selama perjalanan.
·
Malaikat Mikail
juga bertugas untuk menyampaikan lembaran kepada Malaikat Maut. Dalam lembaran
itu tertulis sangat detail nama, tempat, dan sebab-sebab pencabutan nyawa bagi
orang yang dimaksud.
3.
Malaikat Izrail
Izrail
adalah Malaikat pencabut nyawa dan salah satu dari empat malaikat utama selain
Jibril, Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam. Nama Izrail tidak pernah
disebut dalam Al-Qur’an. Walau begitu ia selalu disebut dengan Malak al Mawt
atau Malaikat Maut yang oleh sebagian kalangan diidentikkan sebagai Izrail.
Malaikat
Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat
dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah
meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia
juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup
membolak-balikkan uang. Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut
nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua
kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat ‘Azab. Sedangkan untuk
mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas dari Malaikat
Arham.
4.
Malaikat Israfil
Malaikat
Israfil adalah salah satu diantara empat malaikat yang paling mulia di sisi
Allah SWT. Ia ditugaskan untuk meniup sebanyak tiga kali tiupan sangkakala pada
hari kiamat. Nama Israfil tidak pernah muncul dalam Al-Qur’an, sebutan/julukan
dibuat untuk malaikat yang membawa terompet suci ini, untuk mengidentifikasikan
sosok ini: “ Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan
di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu
sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).(QS.
Az-Zumar 39:68)”
Mungkin
anda sering bertanya-tanya sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di lakukan
oleh malaikat Israfil?” Mungkin yang ada di benak kita malaikat Israfil itu
seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet kecilnya sebelum tampil di
atas panggung. Sebenarnya seperti apa sih terompetnya atau yang biasa juga
dikenal dengan sangkakala malaikat Israfil itu?
Sekitar
enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari
Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk
menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum
selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi
lain menyebutkan bentuknya datar saja. Menggunakan sebuah peralatan canggih
milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka
mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan, karena menurut hasil
penelitian tersebut, alam semesta ini ternyata alam semesta berbentuk seperti
terompet. Dimana pada bagian ujung belakang terompet (baca: alam semesta)
merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang
bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam
semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable).
Israfil
selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad,
menunggu perintah dari Allah untuk meniupnya pada hari kiamat. Pada hari itu ia
akan turun ke bumi dan berdiri di batu/bukit suci di Jerusalem. Tiupan
pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua akan
mematikan para malaikat dan tiupan ketiga akan membangkitkan orang-orang
yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.
Di dalam
kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang
menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik
untuk dicermati:
Abu
Hurairah ra berkata : Rasulullah SAW bersabda :“Ketika Allah telah selesai
menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan
diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan di mulutnya sambil
melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah”. Saya bertanya : “Ya
Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari
cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar
bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu
seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul
faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan).
Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau
membangkitkan).”
Dalam
hadits di atas, disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu
bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas
langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang
jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.
Kalimat
seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup
seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghaib) dan bumi
(sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan
terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam
ghaib.
Jika
keshahihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP
akurat dan bisa dipertanggungjawabkan, maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak
rama-rama yang hidup di tengah-tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang
siap meletus kapan saja.
5.
Malaikat Munkar
Munkar
adalah malaikat yang menguji iman orang mati di kuburan mereka bersama malaikat
Nakir.
6.
Malaikat Nakir
Malaikat Munkar dan malaikat Nakir dalam Islam adalah 2 malaikat
yang menguji iman orang mati di kuburan mereka. Banyak Muslim percaya bahwa,
setelah kematian, jiwa seseorang melewati alam bernama Barzakh, di mana
ia ada dikuburan (bahkan jika tubuh orang tersebut dihancurkan, jiwa masih akan
beristirahat di bumi di dekat tempat kematian mereka).
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang
terakhir dari jemaah pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Nakir
dan Munkar menopang jiwa almarhum tegak di kubur dan menanyakan tiga
pertanyaan: “Siapa Tuhanmu Siapa Nabimu Apa agamamu?”. Seorang mukmin saleh
akan merespon dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah Allah, bahwa
Muhammad adalah nabi mereka dan bahwa agama mereka adalah Islam. Jika jawaban
benar almarhum, waktu yang dihabiskan menunggu kebangkitan yang menyenangkan.
Mereka yang tidak menjawab seperti yang dijelaskan di atas dihukum sampai hari
penghakiman.
7.
Malaikat Raqib
Raqib
adalah nama malaikat yang menulis segala amalan kebaikan kita. Malaikat Raqib
biasanya bersama dikaitkan bersama malaikat Atid. (QS. Qaaf:18). Contoh ketika
kita melakukan salat, maka akan dicatat malaikat Raqib.
Dari
Anas r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah telah menugaskan
dua Malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh
seseorang hamba-Nya (satu di sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah
kirinya); kemudian apabila orang itu mati – maka Tuhan perintahkan kedua
Malaikat itu dengan firman-Nya: “Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur
hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap tasbih, tahmid dan takbir hingga ke
hari qiamat dan hendaklah kamu menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (HR.
Abu al-Syeikh dan Tabrani)
8.
Malaikat Atid
Atid
adalah nama malaikat yang menulis segala amalan keburukan kita. Contoh ketika
kita menyontek, maka akan dicatat oleh malaikat Atid.
Kedua
malaikat ini (Raqib dan Atid) sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada
Allah. Mencatat apa adanya. Baik ya baik, buruk tetap buruk. Mereka tidak
ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan apalagi menjatuhkan
vonis. Mereka hanya menyetor data. Soal keputusannya, semata di tangan Allah
SWT.
9.
Malaikat Malik
Malaikat Malik disebut dalam QS. Az-Zukhruf (43) :77:
Artinya : “Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhan-mu
mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di
neraka ini).” (QS. Az-Zukhruf (43) :77 )
Dari sini difahami, bahwa Malik adalah pemimpin malaikat yang
bertugas di neraka. Kepemimpinannya difahami karena dalam ayat lain disebutkan
adanya sembelan belas penjaga neraka. Perhatikan QS.
Al-Mudatsir 74:30 berikut ini :
“Di atasnya ada sembilan belas (malaikat
penjaga)”. (QS.
Al-Mudatsir 74:30)
10.
Malaikat Ridwan
Ridwan adalah malaikat penjaga surga.
Adapun sifat-sifat
malaikat adalah sebagai berikut:
1.
Takwa (QS. 2:30, 7:206, 40:7, 42:5)
2.
Patuh (QS. 16:49)
3.
Mulia (QS. 21:26-27)
4.
Cerdas (QS. 53:6)
5.
Bergerak dengan kecepatan tinggi (QS. 79:3-4)
6.
Bersayap (QS. 35:1)
7.
Mampu berubah bentuk atau bermetamorfosis (QS. 11:69-70,
19:17, 29:31-33; 3:39-42)
8.
Tidak durhaka (QS. 66:6).
B. Mari Menghadirkan Malaikat dalam Kehidupan Kita
Bagi seorang muslim, iman
adalah bagian yang paling
mendasar dari kesadaran keberagamaannya. Setiap manusia tidak bisa menjalani
kehidupan yang baik atau mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan dan
peradabannya, tanpa
memiliki keimanan atau keyakinan. Karena, manusia yang tidak memiliki keimanan
akan menjadi manusia yang sepenuhnya hanya mementingkan diri sendiri, rentan,
bimbang, goyah, dan tidak mengetahui tugas serta kewajibannya sebagai hamba Allah
dalam kehidupan ini. Itulah sebabnya, keimanan menjadi sesuatu yang sangat
berharga dan modal
utama agar dapat menjalani kehidupan yang lurus sejalan dengan perintah Allah
SWT.
Beriman kepada
malaikat bisa dibuktikan dengan cara senantiasa menghadirkan mereka dalam
kehidupan kita yang dilandasi keyakinan dan pembenaran akan keberadaan mereka,
dan membenarkan tugas-tugas yang mereka laksanakan di alam ini. Malaikat adalah
salah satu makhluk Allah, yang Dia ciptakan untuk beribadah kepada-Nya, dan
mengemban tugas-tugas yang diperintahkan-Nya di alam ini. Allah mengutus para
malaikatnya untuk melaksanakan perintah-Nya. Mereka adalah makhluk ghaib. Kita
tidak melihat mereka, bahkan Jin-pun tidak mampu melihat mereka, sehingga bangsa Jin juga harus beriman
kepada malaikat sebagaimana keharusan manusia beriman kepada para malaikat
dengan mantap tanpa dipengaruhi keraguan. Yang demikian karena Allah SWT telah mengabarkan kepada kita mengenai mereka,
dan demikian juga Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita mengenai mereka,
dengan keyakinan yang menyebabkan kita beriman kepada mereka.
Ada 2 hal
pokok yang menyangkut kepercayaan kepada malaikat, yaitu:
1.
Percaya tentang wujud malaikat. Mereka adalah makhluk yang
diciptakan Allah, mereka bukan maya, bukan ilusi, dan bukan pula sesuatu yang
menyatu dengan manusia.
2.
Percaya bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang taat, yang
diberi tugas-tugas tertentu oleh-Nya, seperti membagi rezeki, memikul
singgasana Ilahi, mencatat amal-amal manusia, menjadi utusan Allah kepada
manusia, dan lain-lain. Tetapi bagaimana cara mereka melakukan tugasnya,
tidaklah termasuk dalam kewajiban mempercayainya.
Beriman kepada malaikat menjadi
hal yang mendasar, karena merupakan salah satu dari rukun iman yang ke-dua dari rukun iman yang enam, memperluas pandangan
kita terhadap peraturan yang telah
ditetapkan oleh Allah, dan menjadikan
kita selalu waspada sehingga tidak terperosok ke dalam maksiat.
C. Hikmah Beriman Kepada Malaikat
Sebagai salah satu rukun iman, keyakinan adanya
malaikat memiliki hikmah, diantaranya:
1.
Mengetahui keagungan Allah SWT, kekuatan, dan kekuasaan-Nya
2.
Syukur kepada Allah SWT atas perhatian-Nya kepada manusia sehingga menugaskan
malaikat untuk mencatat amal.
3.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling mulia dibanding
makhluk lainya termasuk para malaikat, namun ibadah dan kesyukuran yang
ditampilkan manusia tidak sebanding dengan ibadah dan kesyukuran yang ditunjukkan
oleh para malaikat. Dengan iman kepada para malaikat dan mengenali mereka
secara benar, manusia sadar akan kelemahan dan kedurhakaanya kepada Allah SWT.
4.
Menumbuhkan cinta kepada amal shaleh karena
malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
5.
Untuk menambah ketakwaan kepada Allah SWT, sebab segala perbuatan
dan tindak-tanduk yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan Allah
Dengan senantiasa menghadirkan
malaikat dalam kehidupan kita dan meneladani sifat-sifat malaikat, maka kita
akan:
1.
Senantiasa bertindak hati-hati dalam
berperilaku keseharian
2.
Memiliki kepedulian sosial
dalam hidup dengan masyarakat sekitar
3.
Perilaku yang ditampilkan
mampu menjadi suri tauladan bagi lingkungannya
4.
Selalu berusaha untuk
memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu
5.
Berusaha sekuat tenaga
untuk menghindari berbagai perbuatan buruk
6.
Tidak bersikap sombong (riya’) dalam berbuat kebaikan
Hadirkanlah
malaikat dalam kehidupan Anda, yakinkan pada diri bahwa semua perbuatan kita
akan dicatat oleh malaikat Allah dan kelak akan mendapat balasannya. Anda pasti akan hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar