1.
Berita Kekalahan Jepang dalam Asia-Pasifik
Memasuki tahun 1945 kedudukan Jepang terus terdesak
oleh tentara sekutu di dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Asia-Pasifik). Satu
per satu daerah kekuasaan Jepang Jatuh ke Tangan tentara Amerika Serikat.
Bahkan, Pada pertengahan tahun 1945 Jepang benar-benar tidak mampu lagi
memberikan perlawanan. Keadaan itu membuat Jepang tidak menyerah. Oleh karena
itu, pada tanggal 6 Agustus 1945 tentara Amerika menjatuhkan bom atom di Kota
Hiroshima. Menyusul tanggal 9 Kota
penting Jepang hancur. Jepang pun lumpuh dan tidak berkutik. Akhirnya, pada
tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Namun,
upacara penyerahan secara resmi baru akan dilaksanakan pada tanggal 2 September
1945. Penyerangan itu dilakukan de kapal perang USS Missouri milik Amerika
Serikat yang sedang merapat di teluk Tokyo. Peristiwa penyerahan tanggal 4
Agustus 1945 itu dirahasiakan oleh Jepang. Hal itu dimaksudkan agar orang-orang
di daerah pendudukan termasuk Indonesia tidak mengetahui peristiwa tersebut.
2.Kegiatan para Pemuda setelah
Jepang Menyerah
Para pemuda
sepakat untuk menemui Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Mereka mendesak agar
kedua tokoh itu mau menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi,
Bung Karno dan Bung Hatta tidak bersedia memenuhi tuntutan para Pemuda
tersebut. Kedua tokoh itu berpendapat bahwa masalah proklamasi harus di
bicarakan dengan anggota PPKI. Pandangan Bung Karno dan Bung Hatta yang semacam
itu ditolak oleh para Pemuda. Tokoh-tokoh Pemuda menginginkan agar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia tidak dilakukan PKI. Menurut para pandangan Pemuda PPKI
adalah lembaga pembentukan Jepang. Oleh karena itu, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia harus di lakukan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia bukan oleh PPKI. .
Mereka gagal mendesak Bung karno dan Bung Hatta untuk menyatakan kemerdekaan
Indonesia. Para pemuda kembali berkumpul di jalan Cikini Nomor 71 untuk
membahas langkah-langkah berikutnya. Pertemuan dilaksanakan pada hari Rabu
sekitar pukul 9 sampai 10 malam tanggal 15 Agustus 1945. Beberapa tokoh pemuda
saat itu, antara lain Sukarni, Singgih, Wikana, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Yusuf
Kunto, dan Adam Malik.
3.Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda itu bergerak dengan sigap. Setelah mobil
dan beberapa pengawal dari Peta siap, para pemuda segera mendatangi rumah Bung
hatta dan Bung Karno. Wikana dan Darwis diserahi tugas menjemput Bung Karno dan
Bung Hatta. Kamis, 16 Agustus 1945 rombongan para Pemuda yang telah membawa I.R
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta bergerak kea rah timur, yaitu ke Rengasdengklok.
Rengasdengklok adalah kota kecamatan yang terletak di sebelah utara Karawang.
Daerah rengasdengklok ini kebetulan sudah di kuasai oleh pasukan Peta di bawah
pimpinan Shudanco Singgih. Oleh karena itu, keamanan di Rengasdengklok lebih
terjamin. Kamis, 16 Agustus 1945, Rombongan IR. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
sampai di Rengasdengklok. Rombongan kemudian di terima oleh Shudanco Subeno.
Maka ditempatkan di rumah milik Djiaw Kie Song di Desa Rengasdengklok, tidak
jau dari sungai Citarum. Di Rengasdengklok Bung Karno dan Bung Hatta tetap
belum bersedia menyatakan kemerdekaan Indonesia hari itu juga. Yusuf Kunto yang
berperang sebagai penghubung. Kembali ke Jakarta untuk mengetahui perkembangan
situasi. Ternyata situasi di Jakarta sedang menghangat. Tanggal 16 Agustus 1945
PPKI akan bersidang, tetapi Bung Karno dan Bung Hatta dan wakil ketua PPKI
tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo berusaha mencari dan bertemu Yusuf Kunto.
Ahmad Subarjo bersama Yusuf Kunto pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta rombonganya. Ahmad Subarjo mendesak para
pemuda agar membantu Sukarno – Hatta kembali ke Jakarta.ahmad Subarjo kemudian
memberikan jaminan kepada para pemuda. Beliau menyatakan bahwa Proklamasi
Kemerdekaan akan di laksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 kalau Bung Karno
dan Bung Hatta dapat kembali pada saat itu juga. Ahmad Subaro mengatakan, kalau
sampai pukul 12.00 tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi itu belum juga terjadi,
nyawanya akan menjadi jaminan. Akhirnya Ir. Soekarno dan Drs. Muh. Hatta
beserta rombongan kembali ke Jakarta.
4.Perumusan Teks Proklamasi
Malam hari pukil 23.00 tanggal 16 Agustus
1945, Bung Karno dan Bung Hatta beserta rombongan tiba di Jakarta. Setelah
mengantarkan Ibu fatmawati dan Guntur, Bung Karno dan kawan-kawan pergi ke
rumah Laksamana Maeda. Di rumah Maeda ini mereka mengumpulkan anggota PPKI dan
tokoh-tokoh pergerakan serta para pemuda. Sebelum mengadakan pertemuan di rumah
Laksamana Maeda, Soekarno dan muh. Hatta sebelumnya pergi menemui pemimpin
tentara Jepang, Mayor Jendral Nashimura untuk menyatakan pendapat dan sikapnya
tentang Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Nashimura mengatakan tidak
bertanggung jawab dan menyerahkan kepada Soekarno dan Moh. Hatta. Mengetahui
sikap pemimpin Jepang, mereka segera mengadakan pertemuan. Soekarno, moh.
Hatta, dan Ahmad Subarjo kemudian masuk di sebuah ruangan (ruang makan keluarga
maeda) yang di ikuti Sukarni, Sayuti Malik, dan B.M. Diah. Di ruang makan
keluarga Maeda itulah, Ir. Soekarno, DrS. Moh. Hatta, dan Ahmad Soebarjo
merumuskan teks Proklamasi. Perumusan itu di saksikan oleh Sukarni, Sayuti
Melik, B.M. Diah. Setelah semuanya sepakat, konsep teks Proklamasib itu
deserahkan kepada Sayuti Malik untuk di ketik. Teks Proklamasi hasil ketikan
Sayuti Melik inilah yang dikenal dengan teks proklamasi yang autetik (resmi).
5.Pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan
Indonesia
Sejak pagi hari, halaman Bung Karno di Jalan
Pegangsaan Timur No.56 sudah sangat sibuk. Suwiryo selaku Wakil Wali Kota
Jakarta tampak sibuk. Suhud, seorang anggota Barisan Pelopor ditugasi untuk
mencari tiang bendera dan menyiapkan bendera Merah Putih. Untuk tiang bendera
menggunakan sebatang bamboo., sedangkan bendera Merah – Putih di beroleh dari
Ibu Fatmawati yang di jahit sendiri olehnya. Pukul 10.00 acara di mulai. Acara
dibuka dengan pdato Ir. Soekarno sebagai penghantar. Selanjutnya, Ir. Soekarno
membacakan teks proklamasi yang telah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Muh.
Hatta. Adapun bunyi teks proklamasi itu adalah sebagai berikut:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan
dan lain-lain, Di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya
. Jakarta,
17 Agustus 1945
Atas nama
bangsa Indonesia
Soekarno –
Hatta
Setelah pembacaan proklamasi,
dilakukan pengibaran bendera Merah Putih. Pengibaran bendera Merah Putih ini
dilakukan oleh seorang mantan komandan Peta, Latif Hendraningrat dibantu oleh
S. Suhud. Tanpa di komando, bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih itu
para hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R.
Supratman.
0 komentar:
Posting Komentar